Kenali 7 Macam-macam Alat Ukur Berat dan Fungsinya Dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari, kamu tentunya pernah menemukan macam-macam alat ukur berat yang dapat digunakan untuk mengetahui suatu besaran pada benda, bukan? Berkaitan dengan hal tersebut, pada kesempatan kali ini kita akan mengulas mengenai 7 alat ukur berat yang sering digunakan dalam menunjang aktivitas sehari-hari beserta dengan kegunaannya. Nah, penasaran apa saja kira-kira 7 alat ukur berat tersebut, yuk simak informasi selengkapnya di bawah ini.

Apa yang Dimaksud dengan Alat Ukur Berat?

Seperti yang kita ketahui, bahwa alat ukur umumnya merupakan sebuah alat yang sering digunakan untuk mengukur nilai besaran suatu benda. Sehingga dalam hal ini dikatakan bahwa alat ukur berat sendiri yakni merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur atau menakar nilai berat. Adapun fungsi dari alat ukur berat yakni dijadikan sebagai pemberi informasi nilai berat.

Dengan menggunakan alat ukur berat ini, maka kita nantinya akan dapat mengetahui dengan mudah berat suatu benda dan dapat membandingkan berat suatu benda dengan benda lainnya. Salah satu jenis alat ukur berat yang umumnya sering kali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari yakni timbangan atau neraca. Dimana, nilai berat suatu benda dapat kita ketahui secara tepat cukup dengan menggunakan timbangan saja.

Macam-macam Alat Ukur Berat dan Fungsinya

Macam-macam Alat Ukur Berat dan Fungsinya

Setelah tadi kita mengulas mengenai pengertian dari alat ukur berat, maka di bawah ini akan kita bahas satu per satu mengenai 7 alat ukur berat dan fungsinya yang sering kali kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.

1. Neraca

Alat ukur berat yakni neraca yang merupakan alat penimbang dengan kapasitas berat benda yang ringan dengan tingkat ketelitian yakni mencapai 0,01 gram. Beberapa benda yang bisa diukur menggunakan neraca antara lain seperti emas, obat, bumbu dapur dan lain sebagainya.

Umumnya, ada beberapa jenis neraca yang sering digunakan hingga saat ini. Antara lain neraca ohaus, neraca digital, neraca lengan gantung dan neraca analitis dua lengan.

2. Timbangan Duduk

Berikutnya ada timbangan duduk yang memiliki ukuran cukup besar dan kapasitas timbangan yang beraneka ragam, yakni maksimal 50 kg sampai dengan 500 kg. Seperti namanya, permukaan timbangan duduk ini terbilang cukup luas sehingga dapat digunakan untuk menaruh barang-barang dalam jumlah yang banyak. Beberapa barang yang bisa diukur dengan timbangan duduk antara lain gula, beras, terigu dan lain-lain.

Biasanya, timbangan duduk ini sudah dilengkapi dengan adanya roda besi di dalamnya. Hal ini bertujuan untuk memudahkan alat ukur berat tersebut untuk dipindah tempatkan ke tempat yang diinginkan. Selain itu juga dilengkapi dengan bandul geser dari bahan kuningan untuk memudahkan membaca hasil pengukuran.

3. Timbangan Digital

Timbangan digital merupakan jenis timbangan yang biasanya menggunakan angka-angka digital sebagai pembaca alat berat. Bahkan jika dibandingkan dengan alat ukur berat lainnya, jenis timbangan digital ini dinilai memiliki nilai pengukuran yang paling akurat. Biasanya, timbangan digital akan sering kita temukan di supermarket hingga dalam pembuatan minuman kopi di kafe-kafe.

Proses pembacaan hasil pengukuran timbangan digital cukup mudah dilakukan. Dimana, kamu hanya perlu melihat pada angka pengukuran di layar LED timbangan tersebut.

4. Timbangan Kodok

Timbangan kodok atau sering dikenal juga dengan timbangan bebek merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur berat beras, daging, gula dan buah dengan kapasitas maksimal mencapai 10 kg. Jenis alat ukur berat ini umumnya sering kali digunakan oleh para pedagang di pasar dan warung-warung.

Adapun dalam penggunaannya, timbangan kodok biasanya dilengkapi dengan anak batu dengan berbagai ukuran. Yakni ½ ons (50 gram), 1 ons (100 gram), 2 ons (200 gram), ½ kg (500 gram) dan 1 kg (1000 gram).

5. Timbangan Berat Badan

Seperti namanya, timbangan berat badan umumnya merupakan suatu timbangan yang berguna sebagai alat pengukur berat badan seseorang. Biasanya, jenis alat ukur berat badan ini sering kali kita temukan di sejumlah tempat seperti apotek, sekolah, puskesmas dan juga rumah sakit.

Di tengah perkembangan teknologi yang semakin maju ini, timbangan berat badan sudah banyak dirancang dengan model digital. Bahkan, tak sedikit dari alat ukur berat badan tersebut juga sudah dilengkapi dengan alat ukur panjang untuk mengukur tinggi badan seseorang.

6. Timbangan Gantung

Timbangan gantung merupakan jenis timbangan yang sering digunakan untuk mengukur berat benda dengan cara digantung menggunakan pengait. Nantinya, benda yang akan diukur beratnya akan digantungkan pada pengait yang terdapat pada timbangan gantung tersebut. Umumnya ada dua jenis timbangan gantung yang sering digunakan yakni timbangan gantung digital dan timbangan gantung manual.

Meskipun sama-sama digunakan untuk mengukur berat benda dengan cara digantung, namun kedua jenis timbangan gantung ini memiliki tingkat akurasi yang berbeda. Dimana, untuk timbangan gantung digital dinilai memiliki tingkat akurasi lebih tinggi dibandingkan timbangan gantung manual.

7. Timbangan Hybrid

Terakhir ada alat ukur berat bernama timbangan hybrid yang mana hadir dengan memadukan antara timbangan digital dan mekanik. Adapun dalam penggunaannya, timbangan hybrid sendiri biasanya menggunakan aliran listrik dan display digital.

Kelebihan dari timbangan hybrid ini yakni dapat digunakan untuk menimbang benda yang memiliki kapasitas sangat besar. Sehingga, tidak mengherankan jika penggunaan timbangan model ini banyak digunakan di sektor industri.

Jadi itulah tadi pembahasan menarik yang bisa kamu ketahui dan pahami seputar 7 macam-macam alat ukur berat beserta dengan fungsinya yang berbeda-beda dan dengan kapasitas berat maksimal yang beraneka ragam.

Baca juga:

Pengertian, Cara Kerja dan Jenis Dinamometer Sebagai Alat Untuk Mengukur Berat Adalah

Mungkin bagi sebagian orang atau bahkan kamu sendiri selama ini tidak mengetahui bahwa salah satu alat untuk mengukur berat adalah dinamometer. Ya, alat ini sering kali digunakan untuk mengukur berat suatu benda dengan satuan Newton (N) dan dengan menggunakan prinsip gaya pegas. Jika kamu penasaran akan alat dinamometer dari segi pengertian, cara kerja dan jenis-jenisnya, maka tidak ada salahnya menyimak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Pengertian Alat Ukur Berat Gaya Dinamometer

Pada dasarnya, dinamometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur besar kecilnya gaya dengan menerapkan prinsip gaya pegas. Dalam laboratorium fisika, dinamometer juga sering kali dikenal dengan nama neraca pegas. Biasanya, penggunaan neraca pegas ini sering digunakan untuk mengukur gaya berat bukan massa sehingga salah satu bagian utama dari alat inilah yang kemudian terletak di bagian dinamometer.

Selain itu, dinamometer juga sering kali dipakai untuk mengukur putaran mesin / RPM dan torsi dimana gaya atau tenaga yang dihasilkan dari suatu mesin atau alat yang berputar dapat dihitung. Oleh karena itulah, alat dinamometer ini dapat juga ditemukan pada kendaraan mobil atau motor. Hal ini lantaran alat dinamometer sendiri memiliki yang namanya mesin penggerak.

Terkait fungsi utama dari alat dinamometer sendiri yakni untuk mengukur besar kecilnya gaya. Dimana ketika kita memberikan tarikan maupun dorongan pada sebuah benda, maka kita tidak akan tahu seberapa besar tarikan atau dorongan yang kita berikan. Karena itulah untuk mengetahui besar gaya yang kita berikan, maka diperlukan sebuah alat ukur yang dinamakan sebagai dinamometer.

Kamu perlu tahu, bahwa dinamometer biasanya terdapat bagian-bagian penting yang memiliki fungsi tersendiri. Adapun bagian-bagian dinamometer beserta fungsinya antara lain sebagai berikut.

  • Gantungan, berguna sebagai tempat pegangan agar memudahkan dalam penggunaan dan tidak mengganggu kinerja dari alat pengukur berat gaya ini.
  • Penunjuk skala, memiliki fungsi penting dalam menunjukkan hasil ukuran dari suatu mesin yang bisa dilihat pengguna.
  • Pegas, menjadi bagian dinamometer terpenting lantaran memiliki fungsi utama dalam penggunaannya.
  • Skala, berfungsi untuk menampilkan angka yang tertera sebagai hasil dari pengukuran suatu mesin.
  • Batang, bagian dinamometer yang berguna untuk membungkus pegas dan menjadikannya sebagai sebuah sistem.
  • Pengait, memiliki kegunaan untuk dapat meletakkan benda yang akan dilakukan proses pengukurannya.

Cara Kerja Dinamometer Sebagai Alat Untuk Mengukur Berat Adalah

Berbicara mengenai cara kerja dari alat dinamometer sendiri umumnya menggunakan prinsip kerja sifat elastisitas pegas atau yang mengikuti hukum Hooke. Dalam hal ini, hukum Hooke menyatakan bahwa pertambahan panjang pegas akan sebanding dengan gaya tariknya. Hal ini mengartikan bahwa pada saat kita memberikan gaya pada pegas, maka gaya inilah yang nantinya menyebabkan pegas memanjang atau memendek.

Jadi dikatakan, bahwa prinsip kerja alat dinamometer sendiri yakni benda yang diukur dipasang pada ujung pegas heliks yang perpanjangannya menunjukkan nilai berat benda pada skala dikalibrasi. Adapun cara kerja dari neraca pegas ini terbilang cukup sederhana dimana alat ini nantinya dapat mengukur massa benda dengan cara menyeimbangkan lengan neraca yang ada.

Jenis-jenis Alat Ukur Berat Gaya Dinamometer

Jenis-jenis Alat Ukur Berat Gaya Dinamometer

Terkait jenis-jenis dinamometer sendiri umumnya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Yakni dinamometer berdasarkan metode pengukurannya dan juga dinamometer berdasarkan bentuk dan kegunaannya. Agar supaya kamu lebih paham mengenai jenis-jenis dinamometer tersebut, maka bisa simak penjelasannya di bawah ini.

1. Jenis Dinamometer Berdasarkan Metode Pengukuran

Alat ukur berat gaya dinamometer yang dilihat berdasarkan metode pengukurannya dapat dibedakan menjadi dua jenis antara lain sebagai berikut.

  • Engine Dynamometer (ED) merupakan metode pengukuran yang dilakukan dengan poros output mesin dan dihubungkan langsung dengan dinamometer. Dalam pengukuran ini, dinamometer mesin akan memberikan data yang terbaca dalam satuan daya kuda atau horse power dengan dinotasikan dengan huruf dk.
  • Chassis Dynamometer (CD) dikenal sebagai metode pengukuran yang dilakukan melalui roda penggerak kendaraan. Caranya yakni dengan menghidupkan mesin dalam waktu sangat singkat hingga mencapai kecepatan putar maksimal. Nantinya, besar hasil pengukuran dapat dilihat pada monitor atau panel analog pada unit dinamometer.

2. Jenis Dinamometer Berdasarkan Bentuk dan Kegunaannya

Sementara itu, untuk dinamometer yang dilihat dari bentuk dan kegunaannya dibedakan menjadi tiga jenis di antaranya yakni sebagai berikut.

  • Dinamometer Pengukur Gaya Tarik atau disebut juga dengan neraca pegas umumnya terdiri dari sebuah kumparan pegas yang terletak di dalam bejana yang terlindung dengan sebuah penunjuk skala yang terhubung ke ujung lainnya. Ketika gaya tarik diberikan pada ujung pegas, maka pegas akan meregang dan besar regangan biasanya akan sangat tergantung pada gaya. Menurut bentuk dan kegunaannya, jenis dinamometer ini sering kali digunakan untuk mengukur berat benda lantaran adanya pengaruh tarikan gravitasi.
  • Dinamometer Pengukur Gaya Dorong merupakan jenis dinamometer yang sering digunakan untuk mengukur gaya dorong. Alat dinamometer jenis ini biasanya hadir dengan memanfaatkan rapatan pegas. Pada saat gaya dorong diberikan pada ujung pegas, maka pegas nantinya akan memampat dan besarnya kerapatan ini akan sangat bergantung pada gaya.
  • Dinamometer Pengukur Gaya Genggam merupakan alat dinamometer yang mana secara khusus digunakan untuk mengukur kekuatan genggaman tangan atau dikenal dengan istilah handgrip dynamometry.

Setelah melihat informasi penting seputar alat untuk mengukur berat adalah dinamometer dari segi pengertian, cara kerja dan jenis-jenisnya di atas, kamu tentunya sudah paham dengan alat ukur ini, bukan? Sehingga dengan mengetahui informasi ini, kamu akan jauh lebih memahami tentang alat ukur berat gaya ini dalam penggunaannya sehari-hari.

Artikel terkait:

Mengenal Seluk Beluk Termometer Tanah Sebagai Alat Pengukur Suhu Tanah

Tahukah kamu, bahwa termometer ternyata tidak hanya digunakan sebagai alat pengukur suhu tubuh saja, namun juga ada yang digunakan sebagai alat pengukur suhu tanah. Dimana, alat khusus untuk mengukur suhu tanah ini dinamakan sebagai termometer tanah. Agar supaya kamu lebih paham dengan alat termometer tanah ini, maka bisa menyimak informasi selengkapnya di artikel berikut ini.

Sekilas Tentang Termometer Tanah

Secara umum, termometer tanah atau dikenal juga dengan istilah soil thermometer merupakan sebuah termometer yang khusus dirancang sedemikian rupa untuk mengukur suhu tanah. Alat ini memiliki kegunaan utama pada perencanaan penanaman dan juga sering digunakan oleh para ilmuwan iklim, petani dan juga ilmuwan tanah. Perlu kamu ketahui, bahwa pada dasarnya suhu tanah sendiri umumnya dapat memberikan banyak sekali informasi yang bermanfaat, khususnya mengenai pemetaan dari waktu ke waktu.

Adapun mengenai ciri-ciri dari termometer tanah sendiri yakni biasanya pada bagian skala dilengkungkan, akan tetapi ada juga yang tidak dilengkungkan. Tujuan dari hal ini tentu saja dibuat untuk memberikan akses kemudahan dalam proses pembacaan termometer dan juga untuk meminimalisir terjadinya kesalahan paralaks. Dalam hal ini dikatakan bahwa suhu tanah menjadi kunci utama dalam mengambil keputusan penanaman, sebab jika tanah terlalu dingin, maka kondisi tersebut nantinya dapat menyebabkan tanaman dapat mati.

Terkait prinsip kerja dari termometer tanah dikatakan hampir sama dengan alat ukur termometer biasa, hanya saja yang membedakan alat termometer tanah dengan termometer biasa yakni pada bentuk dan panjangnya yang cukup berbeda. Pada pengukuran suhu tanah sendiri dikatakan jauh lebih teliti dibandingkan dengan suhu udara. Bahkan mengenai perubahannya cukup lambat sesuai dengan sifat kerapatan tanah yang jauh lebih besar daripada udara.

Lebih lanjut, pengukuran suhu tanah biasanya sering kali dilakukan pada tingkat kedalaman 5, 10, 20, 50 dan 100 cm pada tanah yang tertutup oleh rumput maupun tanah yang terbuka. Jika biasanya sebagian orang bisa menggunakan pedoman seperti tanggal terbaru, suhu udara ruangan dan waktu tahun, namun untuk pengukuran suhu tanah terbilang sangat penting dalam memastikan bahwa tanah tersebut sudah siap untuk musim tanam. Hal ini jugalah yang dilakukan oleh orang-orang yang memonitor iklim dan kondisi tanah menggunakan termometer tanah dalam pekerjaan mereka.

Tipe-tipe Termometer Tanah

Tipe-tipe Termometer Tanah

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa termometer tanah dikatakan sebagai alat untuk mengukur temperatur atau suhu tanah pada masing-masing kedalamannya. Berdasarkan jenis tutupannya, termometer tanah dibedakan menjadi dua jenis yakni termometer tanah rumput pendek dan termometer tanah gundul. Namun di pembahasan kali ini, kita tidak akan mengulas mengenai jenis-jenis termometer tanah, melainkan pada tipe termometer tanah tersebut.

Meskipun sama-sama menggunakan termometer air raksa, tipe termometer tanah sendiri dibedakan menjadi dua tipe. Agar kamu lebih paham mengenai tipe termometer tanah, maka bisa menyimak informasinya di bawah ini.

1. Termometer Tanah Berbengkok

Tipe termometer tanah yang pertama ada termometer tanah berbengkok. Dimana, tipe termometer tanah ini dikatakan sebagai perubahan bentuk termometer air raksa. Pada tipe termometer tanah berbengkok umumnya dapat dibaca secara langsung seperti halnya termometer air raksa yang biasa.

Meski demikian, untuk tipe termometer tanah berbengkok ini biasanya akan ditanam pada kedalaman yang berbeda yaitu 0 cm, 2 cm, 5 cm dan 20 cm. Selain itu, tipe termometer tanah ini juga akan menggunakan sudut kemiringan sekitar 45 derajat atau sudut lainnya yang sesuai.

2. Termometer Tanah dalam Tabung

Selain tipe termometer tanah berbengkok, ada juga tipe termometer tanah dalam tabung. Tipe termometer tanah ini umumnya merupakan termometer air raksa yang dipasang dalam tabung kaca yang kuat berlapiskan lilin (parawax). Baru setelah itu, termometer tanah ini nantinya akan dimasukkan ke dalam pipa baja yang ditanam pada tanah.

Berbeda dengan tipe termometer tanah berbengkok, untuk tipe termometer tanah dalam tabung ini biasanya akan ditanam pada kedalaman tanah sekitar 50 cm dan 100 cm. Atau dikenal juga dengan nama termometer berselubung logam.

Cara Pembacaan Termometer Tanah Sebagai Alat Pengukur Suhu Tanah

Sebelum membaca hasil pengukuran suhu tanah dengan menggunakan termometer tanah, kamu perlu tahu terlebih dahulu mengenai prosedur pengukurannya di bawah ini.

  • Langkah pertama, siapkan terlebih dahulu alat ukur suhu tanah berupa termometer tanah.
  • Baru setelah itu, tinggal pilih lokasi tanah yang ingin diukur temperatur atau suhu tanahnya. Agar supaya dapat meminimalisir terjadinya kerusakan alat termometer suhu tanah, maka pastikan memilih lahan yang memiliki karakteristik tanah gembur untuk memudahkan menanamkan termometer tanah tersebut.
  • Jika sudah, maka tinggal melakukan proses ukur suhu tanah yang tepat di permukaan tanah yang sebelumnya sudah dilubangi.
  • Terakhir, kamu tinggal mencatat perubahan suhu tanah yang terjadi pada setiap pengukuran termometer tanah tersebut. Biasanya, untuk pengukuran suhu tanah ini bisa dilakukan pada pagi, siang dan sore hari.

Jika prosedur pengukuran suhu tanah sudah dilakukan, maka kini saatnya untuk kamu tahu mengenai cara pembacaan termometer suhu tanah tersebut. Dalam pembacaan ini, dilakukan dengan mengangkat termometer dari dalam tabung lubang kemudian baru bisa dibaca hasil pengukurannya. Terkait dalam hal ini, biasanya ada parafin yang berguna untuk memperlambat perubahan suhu ketika termometer tanah terbaca di udara.

Demikianlah informasi penting yang bisa kamu ketahui dan pahami secara lebih detail terkait termometer tanah sebagai alat pengukur suhu tanah. Baik itu dari sekilas definisinya, tipe-tipe sampai dengan tata cara pembacaan pengukuran suhu tanah menggunakan termometer tanah.

Artikel terkait:

Kenali, Ini Dia Macam Macam Alat Ukur Suhu Beserta Fungsinya

Macam macam alat ukur suhu atau biasa disebut termometer cukup banyak dan memiliki fungsi berbeda-beda. Suhu sendiri merupakan ukuran panas atau dingin yang dinyatakan dalam skala sembarang dan menunjukkan arah di mana energi panas mengalir secara spontan.

Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa suhu adalah ukuran kualitatif yang artinya dapat diukur seberapa panas atau dinginnya suatu benda atau ruangan. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut terkait keberagaman alat ukur suhu, yuk simak ulasannya berikut.

Apa Saja Macam Macam Alat Ukur Suhu?

Apa Saja Macam Macam Alat Ukur Suhu

Perlu diketahui, suhu dapat diukur karena adanya energi kinetik dalam suatu benda. Karena itu, jika semakin besar energi suatu benda, maka semakin tinggi suhu benda tersebut. Tingkatan suhu ini bisa diukur dengan menggunakan alat yang bernama termometer.

Alat ukur suhu atau termometer memiliki berbagai jenis yang berbeda berdasarkan fungsi dan bahan yang digunakan di dalamnya. Beberapa macam alat ukur suhu yang penting untuk dikenali, antara lain:

Termometer klinis

Termometer klinis adalah salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Untuk termometer klinis, terdapat dua jenis yang biasa dipakai, yakni termometer digital dan termometer manual.

Skala pada termometer klinik hanya dari 35 derajat Celsius hingga 43 derajat Celsius. Hal ini telah disesuaikan dengan suhu tubuh manusia yang tidak mungkin di bawah 35 derajat Celsius dan tidak lebih dari 43 derajat Celsius.

Termometer jenis ini banyak digunakan dalam bidang kesehatan untuk mengetahui kondisi tubuh, terutama suhu. Dalam keadaan sehat atau normal, suhu tubuh manusia sekitar 36 hingga 37 derajat Celsius. Sementara jika mengalami demam, maka suhu tubuh dapat mencapai angka 40 derajat Celsius.

Termometer bimetal

Alat ukur suhu selanjutnya adalah termometer bimetal di mana terbuat dari bimetal yang melengkung. Salah satu ujung termometer akan dijepit sehingga tidak dapat bergerak, sementara ujung satunya bebas bergerak dan dihubungkan dengan jarum penunjuk.

Bimetal sendiri merupakan sebuah alat yang terdiri dari dua logam berbeda nilai koefisien dan muai panjangnya di mana kemudian digabungkan menjadi satu. Terdapat beberapa alat teknologi yang menggunakan prinsip bimetal, yakni termostat, saklar otomatis setrika, serta alat sensor kebakaran.

Jika suhu naik, maka bimetal menjadi lebih melengkung dan jarum penunjuk akan bergerak ke arah kanan. Sebaliknya, apabila suhu turun, bimetal menjadi lebih lurus dan jarum bergerak ke arah kiri.

Termometer hambatan

Termometer hambatan merupakan alat ukur suhu yang terbuat dari bahan dasar perubahan hambatan logam, seperti termometer hambatan platina. Perlu diketahui, termometer hambatan termasuk jenis alat ukur yang sering digunakan dalam dunia industri sebagai pengukur suhu di atas 1.000 derajat Celsius.

Termometer hambatan berisi kawat penghambat yang akan disentuhkan pada benda ketika ingin diukur suhunya. Suatu tegangan atau potensial listrik yang bernilai tetap diberikan sepanjang thermistor, yakni sensor dari logam di mana hambatan akan bertambah jika dipanaskan.

Termometer ruang

Jenis alat ukur suhu lainnya adalah termometer ruang yang biasa dipasang di dinding ruangan atau bangunan. Skala termometer ruang biasanya mulai dari -50 derajat Celsius sampai 50 derajat Celsius.

Termometer jenis ini banyak digunakan di negara-negara Eropa yang suhunya dapat mencapai di bawah 0 derajat. Sementara untuk suhu paling tinggi, biasanya tidak pernah melebihi 50 derajat Celsius.

Termometer laboratorium

Termometer laboratorium umumnya digunakan untuk mengukur suhu air yang sedang dipanaskan atau air dingin. Jenis termometer ini menggunakan zat cair, berupa alkohol atau air raksa.

Air raksa akan berada pada sebuah pipa kapiler yang kemudian dibungkus dengan kaca tipis. Hal ini dilakukan karena bertujuan agar suhu panas lebih mudah diserap dengan cepat oleh termometer.

Termometer six-bellani

Termometer six-bellani merupakan termometer untuk mengukur suhu maksimum dan minimum yang dicapai selama periode waktu tertentu. Alat ukur satu ini biasanya digunakan di bidang meteorologi dan hortikultura guna mengetahui batasan suhu di suatu tempat.

Termometer pyrometer

Pyrometer merupakan jenis termometer jarak jauh yang digunakan untuk mengukur suhu suatu permukaan. Prinsip kerja dari termometer pyrometer, yakni dengan mengukur intensitas radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda dengan suhu sangat tinggi. Pyrometer bisa digunakan untuk mengukur suhu antara 500 hingga 3.000 derajat Celsius.

Termometer inframerah

Termometer inframerah atau laser merupakan sebuah alat ukur suhu yang bisa digunakan untuk mengukur temperatur tanpa perlu bersentuhan dengan objek. Termometer jenis ini memiliki kemampuan untuk mendeteksi temperatur secara optik menggunakan energi sinar inframerah yang kemudian disajikan dalam satuan suhu.

Alat ukur suhu inframerah menggunakan metode pengukuran suhu yang cepat dan akurat. Fungsi utama termometer adalah mengukur suhu objek dari kejauhan tanpa disentuh, objek yang bergerak cepat, objek sangat panas, dan objek pada lingkungan berbahaya.

Hal yang Harus Dipenuhi oleh Alat Pengukur Suhu

Dalam sebuah alat ukur suhu, terdapat dua hal yang harus dipenuhi. Pertama, nilai suhu yang ditunjukkan pada sebuah alat pengukur suhu adalah tidak terpengaruh oleh nilai suhu sebelumnya.

Selain itu, alat pengukur memberikan pembacaan suhu dengan cepat dan tepat. Misalnya, alat ukur suhu sebelumnya digunakan untuk mengukur suhu rendah, setelah itu langsung dipakai mengukur suhu tinggi. Jika demikian, maka alat ukur suhu harus secepatnya memberikan pengukuran suhu tinggi.

Demikian informasi terkait macam macam alat ukur suhu yang perlu untuk diketahui. Tentunya, keberagaman alat pengukur suhu ini memiliki fungsi yang berbeda-beda sehingga bisa digunakan sesuai kebutuhan.

Artikel terkait: